Belum Mandi Junub, Bagaimana dengan Puasanya, saya ambil dari 3 artikel berikut masing-masing ulasannya
Artikel Pertama.
Puasa Tanpa Mandi Wajib
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Salah satu diantara pertanyaan yang sangat sering nyangkut di KonsultasiSyariah.com, ketika orang junub di malam hari ramadhan, baik karena mimpi basah maupun karena hubungan badan, atau karena onani, kemudia belum madi hingga masuk subuh, apakah puasanya sah. Kasus yang sering terjadi, mereka junub di malam hari dan ketiduran, kemudian bangun sudah masuk subuh.
Karena ketidak tahuannya, ada sebagian orang yang enggan puasa karena belum mandi junub ketika masuk subuh. Yang lebih parah lagi, ada yang tidak shalat subuh karena melanjutkan tidur hingga pagi hari. Padahal semua tindakan ini, meninggalkan shalat atau tidak puasa tanpa alasan, adalah dosa sangat besar. Sementara, belum mandi ketika masuk waktu subuh, BUKAN alasan yang membolehkan seseorang meninggalkan puasa. Dan meninggalkan puasa tanpa asalan yang benar mendapatkan acaman sangat keras, sebagaimana keterangan di: Hukum Membatalkan Puasa Tanpa Alasan
Belum Mandi Ketika masuk Waktu Subuh
Bukanlah syarat sah berpuasa, seseorang harus suci dari hadats besar atau kecil. Ini berbeda dengan shalat atau thawaf di ka’bah. Orang yang hendak shalat atau thawaf, harus suci dari hadats besar maupun kecil. Dan jika terjadi hadats di tengah-tengah shalat maka shalatnya batal. Lain halnya dengan puasa, suci dari hadats bukanlah syarat sah puasa. Tidak bisa kita bayangkan andaikan puasa harus suci hadi hadats, tentu semua orang yang puasa akan sangat kerepotan. Karena mereka tidak boleh kentut atau buang air selama berpuasa.
Oleh karena itu, orang yang junub dan belum mandi hingga subuh, tidak perlu khawatir, karena semacam ini tidaklah mempengaruhi puasanya. Dalil pokok masalah ini adalah hadis dari Aisyah dan Ummu Salamah radhiallahu ‘anhuma; mereka menceritakan,
كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ، ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh, sementara beliau sedang junub karena berhubungan dengan istrinya. Kemudian, beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari 1926 dan Turmudzi 779).
At-Tumudzi setelah menyebutkan hadis ini, beliau mengatakan,
وَالعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ العِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَغَيْرِهِمْ، وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ، وَالشَّافِعِيِّ، وَأَحْمَدَ، وَإِسْحَاقَ
Inilah yang dipahami oleh mayoritas ulama di kalangan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang lainnya. Dan ini merupakan pendapat Sufyan At-Tsauri, As-Syafi’i, Ahmad, dan Ishaq bin Rahuyah. (Sunan At-Turmudzi, 3/140).
Bolehkah Sahur dalam Kondisi Junub?
Ketika ada orang junub bangun tidur di penghujung malam, dia berada dalam keadaan harus memilih antara mandi dan sahur, apa yang harus didahulukan?
Dari penjelasan di atas, kita punya kesimpulan bahwa mandi junub tidak harus dilakukan sebelum subuh. Orang boleh mandi junub setelah subuh, dan puasanya tetap sah. Sementara sahur, batas terakhirnya adalah subuh. Seseorang tidak boleh sahur setelah masuk waktu subuh. Dengan menimbang hal ini, seseorang memungkinkan untuk menunda mandi dan tidak mungkin menunda sahur. Karena itu, yang mungkin dia lakukan adalah mendahulukan sahur dan menunda mandi.
Hanya saja, sebelum makan sahur, dianjurkan agar berwudhu terlebih dahulu. Sebagaimana keterangan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,
كان رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا كان جنبا فأراد أن يأكل أو ينام توضأ وضوءه للصلاة
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berada dalam kondisi junub, kemudian beliau ingin makan atau tidur, beliau berwudhu sebagaimana wudhu ketika hendak shalat.” (H.r. Muslim, 305).
Jika Hendak Shalat Subuh, Mandi Dulu
Perhatikan, jangan sampai kondisi junub ketika puasa membuat anda meninggalkan shalat subuh, disebabkan malas mandi. Karena meninggalkan shalat adalah dosa yang sangat besar. Sebelum shalat, mandi dulu, karena ini syarat sah shalat.
Allah berfirman,
وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا
“Jika kalian dalam keadaan junub, bersucilah..” (QS. Al-Maidah: 6)
Demikian, semoga bermanfaat.
Allahu a’lam
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
Artikel Kedua
Belum Mandi Besar Saat Adzan Shubuh, Sahkah Puasanya?
17 Agustus 2011 pukul 18:22
Kita ketahui bersama bahwa di siang hari ketika berpuasa, suami istri dilarang berhubungan badan. Kesempatan yang ada hanya di malam hari. Jika di malam hari berhubungan, tentu saja ada kewajiban untuk mandi junub terserah ketika itu keluar mani ataukah tidak. Ketika kemaluan si pria telah masuk pada kemaluan si wanita, maka tetap mandi wajib sebagaimana pernah kami jelaskan di sini (http://rumaysho.com/hukum-islam/thoharoh/3096-5-hal-yang-menyebabkan-mandi-wajib.html). Jika malam hari terasa dingin, maka tentu saja berat untuk mandi di malam hari. Biasanya pasangan tadi menundanya hingga ingin melaksanakan shalat shubuh. Ketika mereka ingin shalat shubuh, barulah mereka mandi junub. Padahal kita tahu bersama bahwa waktu menahan diri dari berbagai pembatal adalah mulai dari terbit fajar shubuh hingga terbenamnya matahari sebagaimana keterangan di sini (http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/2646-memahami-syarat-dan-rukun-puasa.html). Masalahnya apakah puasa tetap sah jika baru mandi setelah masuk Shubuh? Artinya ia masuk Shubuh, masih dalam keadaan junub.
Sebagai jawaban cukup kita melihat dalil-dalil berikut.
Allah Ta’ala berfirman,
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187). Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah masih membolehkan berhubungan badan antara suami istri sampai terbit fajar Shubuh. Walaupun ketika masuk Shubuh, masih dalam keadaan junub, ia tetap boleh berpuasa ketika itu. Yang penting, ia berhenti berhubungan badan sebelum masuk waktu Shubuh.[1]
Dari ‘Aisyah dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma, mereka berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ، ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendapati waktu fajar (waktu Shubuh) dalam keadaan junub karena bersetubuh dengan istrinya, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.”[2]
Istri tercinta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.”[3]
Al Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dua faedah. Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetubuhi istrinya di bulan Ramadhan (di malam hari, saat tidak puasa, pen), lantas beliau menunda mandinya hingga setelah terbit fajar. Ini menunjukkan bolehnya menunda mandi junub seperti itu. Kedua, beliau dalam keadaan junub karena jima’ (berhubungan badan dengan istrinya). Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah ihtilam (mimpi basah). Mimpi basah hanyalah dari setan, sedangkan beliau sendiri adalah orang yang ma’shum (terjaga dari kesalahan).”[4]
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang berhubungan dengan istrinya sebelum Shubuh dan ketika masuk Shubuh, ia masih dalam keadaan junub, maka ia masih boleh melakukan puasa. Karena Allah ‘azza wa jalla mengizinkan mubasyaroh (mencumbu istri) hingga terbit fajar, lalu perintahkan untuk berpuasa, maka ini menunjukkan bahwa boleh saja seseorang yang hendak berpuasa masuk shubuh dalam keadaan junub.”[5]
Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah disebutkan, “Puasa tetap sah apabila seseorang menemui waktu Shubuh dalam keadaan junub dan belum mandi.”[6]
Jika sudah diketahui bahwa apabila seseorang masuk waktu Shubuh dalam keadaan junub, puasanya tetap sah, ada suatu catatan yang perlu diperhatikan. Orang tersebut tentulah harus menyegerakan mandi. Terutama untuk laki-laki, ia harus menyegerakan mandi junub agar bisa ikut shalat Shubuh jama’ah di masjid karena memang laki-laki wajib untuk berjama’ah sebagaimana dijelaskan di sini (http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/2726-shalat-jamaah-5-waktu-wajib-ataukah-sunnah.html). Sedangkan wanita, ia boleh menunda mandinya, asalkan ia tetap shalat Shubuh sebelum matahari terbit. Demikian penjelasan dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah yang pernah kami terangkan di sini (http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/3147-mimpi-basah-ketika-puasa.html).
Baca selengkapnya:
http://rumaysho.com/hukum-islam/puasa/3170-masuk-shubuh-dalam-keadaan-junub-sahkah-puasanya.html
Suka · Komentari · Bagikan
Aas Jacklie, Papi Rosi, AsRiel Gucy dan 2.373 lainnya menyukai ini.
351 berbagi
48 dari 1.082
Lihat Komentar Sebelumnya
Doy JurigCinta KangenLagi kalo jam 7 belum mandi msh sah ga puasa.y. mohon d jawab.
21 Juni pukul 16:37 · 1
Sisasisa Cinta langsung sarapan aja klo mandinya jm7 mah,,,,hehehe
21 Juni pukul 18:07 · 1
Shelma Izzati Mksih info y..
21 Juni pukul 19:48
Wahyudi Mjrg Margana Tdi pgi sy mimpi bsah,, tpi sy mndi junub jam 7 krn tlat bangun,, mnurun kalian sah gk puasa ku ini,, tlog d jwb
21 Juni pukul 20:23
Reza Wiyandika mimpi basah !! Gk batal puasanya , kare itu bukan kehendak kita melainkan dari syaitan .. Jadi puasa tetap sah !! terkecuali kita memang sengaja !! ( Wahyudi )
21 Juni pukul 23:23
Liezza Bundha Raffa klo mndi,y pgi2 jm 6 sah gx puasa,y ..mhon blz yg tau yh ?
22 Juni pukul 6:51 · 2
Septiyani Nazwah Wandoo islam itu indah
22 Juni pukul 7:18 · 1
Yuyun Wahyuni Trimksh info'a,,,,insya allah sangat ber manfaat bagi yg blm tau.
Termasuk saya sih,,,hehe
22 Juni pukul 7:24 · 2
Dicky Bengalz makasih om izin nyimak ya.
22 Juni pukul 7:53 · 1
Mariati Yati mkch atas pencerahannya,infonya sangat bermanfaat bg sy
22 Juni pukul 8:23
Tria Juniarti trimakasih pencerahannya...
22 Juni pukul 8:35
Al Firdaus cocok bingit
22 Juni pukul 8:52
Jerrye Armansyah ok lah faham
22 Juni pukul 8:52
Ghofur Abie-nya Nada faham dech
22 Juni pukul 10:40
Reno'es Staerking's Pati tnya,bro,,klau mmpi bsah d malam hari jnbatnya siang pa puasanya syah
22 Juni pukul 11:03 · 1
Ryo Edogawa Disegerakan mandi setelah masuk shubuh itu artinya supaya bisa menunaikan shalat shubuh. Dan karena sudah masuk shubuh, puasa masih boleh dilanjutkan, artinya kondisi junub tidak membatalkan puasa. Nah jadi klo dalam kondisi junub dari malemnya, trus baru mau "mandi" jam 6 ato lebih siang lg, silahkan lanjutkan puasanya. Tapi jadi ketahuan klo gak ngerjain shalat shubuh karena waktunya sudah lewat. (Kecuali klo abis shalat shubuh trus tidur dan mimpi basah (gak disengaja), ya silahkan mandi dan tetap lanjutkan puasanya. (CMIIW))
22 Juni pukul 11:29 · Telah disunting · 5
Rizky Bilal menunda mandi karna alasan air krng brsih,jdi sya tngg smpai bersih,misalnya airnya mulai bersih jam 7 to jam 6 pagi, itu gmna sdngkan Sholat shubu di lewati.?
22 Juni pukul 13:17
Arya sangat bermanfaat.. sekali boii... Polozt Capucino Spid
22 Juni pukul 13:51
Rian Prabu Mahessa makasih info nya. sangat bermanfaat.
22 Juni pukul 14:34
Kiky Yongky mau nanya,bagaimana seseorang kalo saat saur terus dia tidur,nah saat tidur dia mimpi basah. terus dia bangun saat 1 menit ke imsak,terus dia mau mandi wajib tapi keburu imsak,tapi dia tetep mandi wajib,, yang jadi pertanyaan puasanya batal atau tidak???
22 Juni pukul 14:42
Dayat Dan Petunjuk Part IV ktka akan mlaksanakan sholat wjib qt hrs suci dr hadas kcil dan bsar... ruhsohx / keringannanx adlah boleh mnnda mandi bsar smpai subuh tiba / msh adax wktu subuh... klo mnunda lg untk mndi dluar / sdh hbs masa wktu subuh brrti gk sholat subuh...atau sngaja mninggalkan sholat subuh krn syarat sahx sholat tdk d penuhi
22 Juni pukul 14:50
Polozt Capucino Spid Tambah pengalaman boi Arya
22 Juni pukul 17:13
Siregar Rizal PapanyaYoshi Terjawab sudah... tidak ada keraguan .. makasih prens..
22 Juni pukul 17:41
Nchoh Sws buat Ryo Edogawa. ok tuhhhh..
(CMIIW))
22 Juni pukul 18:08
Fharid Siregarr ALLAHUAKHBAAR!!!!
Kemarin pukul 0:06
Afriz Ichal Abynya NabiLa wahh msh bnyak yg blm mngerti ya.. bismillah.. intinya itu bgni loh mas2 mbak2... "junub, atau keadaan dimana kita diharuskan mandi wajib, itu tidak membatalkan puasa".. itu aja dulu deh yg hrus dipahami... jdi mskipun kita mimpi basahnya pagi, siang a...Lihat Selengkapnya
Kemarin pukul 4:35 · 2
Rombe Sangat membantu. Makasih
Kemarin pukul 7:14
Iera Setyaone makasih infonya jdi lega ne
Kemarin pukul 7:33 · 1
Muthiyul Pesek maaf γ̥ά̲̣̣̣̥ smuanya,, saya pgn lbh jlas lg z.. bukankah kita harus brsih dr hadas seblum wkt imsak??
Kemarin pukul 7:53 · 2
Elis Ningsih Namaku kalo mandi wajibx siang hari,puaSAX Tetap zah ato batal. .kan biasax ada org bngunx siang.ga shlat sbuh dia ketiduran stlah melakukan hbngan badan n bngn sahur sja bru tdr lg.bngunx siang n mandi wajibx siang jg.puasax sah ato btal?
Kemarin pukul 8:43 · 2
Eka Agustin sangat membantu
Kemarin pukul 8:49 · 1
Husyein Riva'i kan sudah ada hadits x tuh
Kemarin pukul 9:08
Rasyid Nack Poso Iya.. KalAw kt melakukN hubungan intim dimalam hr lalu kt berpuasa n tdak melakukan junud sampai tiba waktux berbuka.. ApakAh puasanya tetep sah? Tlng jawab agar kita tidak bingung
Kemarin pukul 10:10
Hamdani SoFa Rasyid@ itu berarti tidak melaksanakan kewajiban yaitu shalat subuh,zuhur dan asar...pertanyaan nya puasa tanpa shalat sah kah atau tdk??? Krn kalau tanpa junud kita tdk bole shalat...sama dgn wanita yg sedang berhalangan...seperti itu yg saya tau
Kemarin pukul 10:25 · Telah disunting
Satria Dng RossiFumi mas... saya mau tanya.. barusan saya mimpi basah nih.. trus tindakanx apa.. apa hrus mandi skarang tgh malam sebelum sahur.. ato boleh nanti slese sahur baru mandi.. soalx dingin bgt lok tgh malam gini
Kemarin pukul 11:01 · 2
Ahmad Yusrifar Arfan siap pacman emotikon jadi tenang. makasih info nya. huhuu
Kemarin pukul 11:55
Atmosphere HèlLiöz satria@ setau sya mau sblum sahur atau sblik nya itu gk apa2, tergantung kita nya sendiri grin emotikon
Kemarin pukul 12:03
Sofyan Andri Fathoni thanks penjelasannya ya......
Kemarin pukul 13:26 · 1
Eko B Setiawan disitu sangat jelas. puasa tetap sah walau dlm keadaan junub. tapi harus ttp mandi wajib untuk melaksanakan shalat subuh. karna bersih dari hadast dan najis bukan lah syarat sahnya puasa selerti halnya syarat sah sholat dan tawaf. sangat membantu.
Kemarin pukul 13:49
Ganzar Ifc puasa tetap sah mskipun dlm keadaan junub tp alangkah baiknya jika kita segera mandi besar sblom waktu subuh habis untuk melaksanakn shalat wjib, krna mskpun puasanya sah kalo belum mandi junub rasanya puasanya kurang apdol jika tdk di sertai shalat wajib, krna dua2nya wajib kita jalani sbgai RUKUN ISLAM. mungkin itu mksud hadist yg telah di jelaskn di atas.
Kemarin pukul 14:15 · 3
Fairus Andyastanjani barusan mimpi basah, ntar dulu aja mandinya, duingin, hehe
23 jam · 2
Arief Jaquzha klau kita mndi smpai jam 6 pgi,apkah puasa kta ttap sah?
20 jam
Alparizi Daniswara Jadi kesimpulan nya ttp sa ya mas2 puasa nya walawpun mandi nya jm 6 misalkan.tp solat nya ajh yg ga sah.
19 jam
Aidilla Fitra segerakan untuk mandi sebelum matahri terbit untuk mnjalankn sholat subuh.stelah itu puasa sperti biasa.
18 jam
Alka Yusuf Lebih baik dahulukan mandi junubnya...Karna itu mensucikan dari kotoran dan najis..Sholat subuhnya dapet ,puasanya mantep,pahalanya sedepppp....,-
7 jam · 2
Fitria Caturia Angraini Saya agak aneh dengan pertanyaan "kalo sya mimpi basah , gak mandi smpe waktu berbuka puasanya sah atau gak"
Jadi gini ya .. Kalian abis tarawih berhubungan intim dengan pasangan kalian atau mimpi basah ..setelah itu kalian sahur , setelah sahur di waj...Lihat Selengkapnya
6 jam · 2
Kha SaNti auk meh
3 jam
Abdul Rokhim Thanks y udh ngasih masukan,
Artikel Ketiga
Masuk Shubuh dalam Keadaan Junub, Sahkah Puasanya?
Agu 23, 2010Muhammad Abduh Tuasikal, MScPuasa41 Komentar
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Pembahasan yang kami angkat pada kesempatan kali ini adalah mengenai permasalahan suami istri di bulan Ramadhan. Mungkin ini terlihat “saru” (kurang sopan) untuk dibahas, tetapi kami menilai ini adalah pembahasan yang penting. Tidak sedikit yang belum mengetahuinya. Jadi kami mohon maaf, jika bahasan ini terlihat kurang sopan.
Kita ketahui bersama bahwa di siang hari ketika berpuasa, suami istri dilarang berhubungan badan. Kesempatan yang ada hanya di malam hari. Jika di malam hari berhubungan, tentu saja ada kewajiban untuk mandi junub terserah ketika itu keluar mani ataukah tidak. Ketika kemaluan si pria telah masuk pada kemaluan si wanita, maka tetap mandi wajib sebagaimana pernah kami jelaskan di sini. Jika malam hari terasa dingin, maka tentu saja berat untuk mandi di malam hari. Biasanya pasangan tadi menundanya hingga ingin melaksanakan shalat shubuh. Ketika mereka ingin shalat shubuh, barulah mereka mandi junub. Padahal kita tahu bersama bahwa waktu menahan diri dari berbagai pembatal adalah mulai dari terbit fajar shubuh hingga terbenamnya matahari sebagaimana keterangan di sini. Masalahnya apakah puasa tetap sah jika baru mandi setelah masuk Shubuh? Artinya ia masuk Shubuh, masih dalam keadaan junub.
Sebagai jawaban cukup kita melihat dalil-dalil berikut.
Allah Ta’ala berfirman,
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187). Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah masih membolehkan berhubungan badan antara suami istri sampai terbit fajar Shubuh. Walaupun ketika masuk Shubuh, masih dalam keadaan junub, ia tetap boleh berpuasa ketika itu. Yang penting, ia berhenti berhubungan badan sebelum masuk waktu Shubuh.[1]
Dari ‘Aisyah dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma, mereka berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ، ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendapati waktu fajar (waktu Shubuh) dalam keadaan junub karena bersetubuh dengan istrinya, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.”[2]
Istri tercinta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.”[3]
Al Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dua faedah. Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetubuhi istrinya di bulan Ramadhan (di malam hari, saat tidak puasa, pen), lantas beliau menunda mandinya hingga setelah terbit fajar. Ini menunjukkan bolehnya menunda mandi junub seperti itu. Kedua, beliau dalam keadaan junub karena jima’ (berhubungan badan dengan istrinya). Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah ihtilam (mimpi basah). Mimpi basah hanyalah dari setan, sedangkan beliau sendiri adalah orang yang ma’shum (terjaga dari kesalahan).”[4]
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang berhubungan dengan istrinya sebelum Shubuh dan ketika masuk Shubuh, ia masih dalam keadaan junub, maka ia masih boleh melakukan puasa. Karena Allah ‘azza wa jalla mengizinkan mubasyaroh (mencumbu istri) hingga terbit fajar, lalu perintahkan untuk berpuasa, maka ini menunjukkan bahwa boleh saja seseorang yang hendak berpuasa masuk shubuh dalam keadaan junub.”[5]
Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah disebutkan, “Puasa tetap sah apabila seseorang menemui waktu Shubuh dalam keadaan junub dan belum mandi.”[6]
Jika sudah diketahui bahwa apabila seseorang masuk waktu Shubuh dalam keadaan junub, puasanya tetap sah, ada suatu catatan yang perlu diperhatikan. Orang tersebut tentulah harus menyegerakan mandi. Terutama untuk laki-laki, ia harus menyegerakan mandi junub agar bisa ikut shalat Shubuh jama’ah di masjid karena memang laki-laki wajib untuk berjama’ah sebagaimana dijelaskan di sini. Sedangkan wanita, ia boleh menunda mandinya, asalkan ia tetap shalat Shubuh sebelum matahari terbit. Demikian penjelasan dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah yang pernah kami terangkan di sini.
Semoga sajian singkat ini bermanfaat. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.